Sunday, January 4, 2015

Setapak Kupu-Kupu


Purnama, bimbangku kian meraja
Ada lunglai mengetuk dalam dada
Lirih meredam
Kelam mendendam

"Bolehkah aku bertemu lagi?"
Bisikku ketakutan..
Engkau hanya berpendar pucat
Mengirimkan isyarat lewat angin

Sebuah janji lama
Tentang takdir ketiadaan
Bibir beku dalam ingatan

"Langit biru, daun nan hijau.."
Senandung kematian bagi pagi
Aku merunduk, menghitung jejak yang pergi
Di setapak kupu-kupu

Disana engkau berlari
Nyaring pekikmu runtuhkan diri
Engkau mencari
Aku sembunyi

Bersujud tangis pada gelap sunyi
Tak kuasa menjadi saksi
Raga terbujur mati

Post a Comment

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search